Orang yang berpura-pura sabar sering kali menjaga jarak emosional dari orang-orang di sekitarnya. Mereka mungkin tampak ramah dan terlibat dalam percakapan, tetapi mereka tidak sepenuhnya terbuka tentang perasaan mereka yang sebenarnya. Ini bisa membuat mereka terlihat “dingin” atau sulit didekati secara emosional, karena mereka berusaha keras untuk tidak menunjukkan kelemahan atau ketidakpuasan mereka kepada orang lain.
Berusaha Terlihat Selalu Positif, Tapi Terlalu Berlebihan
Orang yang berpura-pura sabar sering kali berusaha untuk selalu terlihat positif, bahkan dalam situasi yang jelas-jelas sulit. Mereka mungkin terus-menerus mengucapkan hal-hal seperti “Tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja,” atau “Aku bisa menghadapinya,” meskipun sebenarnya mereka sedang menghadapi tekanan besar. Sikap ini sering kali terasa tidak alami dan terkesan terlalu berlebihan dalam upaya untuk menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya. Ia tampak selalu berusaha optimis atau bahagia secara berlebihan, meskipun situasinya tidak mendukung, dan cenderung menolak bantuan atau simpati dari orang lain.
Berpura-pura sabar dengan keadaan terutama kesedihan bisa menjadi cara seseorang untuk melindungi diri dari konflik atau kekecewaan, tetapi dalam jangka panjang, hal ini bisa menimbulkan masalah emosional. Lebih baik menghadapi dan mengekspresikan perasaan dengan jujur daripada terus-menerus menekan emosi ya Sahabat Fimela.
Leave a Reply